Spesialis Epilepsy
dr. Heri Subianto, Sp.BS (K), adalah salah satu anggota dari Surabaya Neuroscience Institute (SNeI). Dokter Heri lulus menjadi dokter spesialis bedah saraf pada tahun 2015 setelah dokter Heri menyelesaikan pendidikan spesilisnya di Universitas Airlangga Surabaya
dr. Heri Subianto, Sp.BS (K) memiliki sub spesialis divisi Functional dan dokter Heri fokus pada Bedah Epilepsy setelah belajar/ Fellowship di beberapa rumah sakit luar negeri seperti:
Heri Subianto, Sp.BS (K) juga tercatat sebagai dokter termuda, ahli bedah epilepsy di Indonesia. dr. Heri Subianto, Sp.BS (K), sebelum dan saat melakukan bedah epilepsi mengunakan teknik dan prosedur yang update yang sudah memiliki evidence base medicinelevel 1B yakni:
Sebelum dilakukan bedah, akan dilakukan perekanaman EEG untuk mengetahui bagian otak mana yang menjadi sumber kejang. Video Ictal Electroencephalogram (EEG) mencatat aktivitas listrik otak dengan mengambil sinyal-sinyal listrik dari sel-sel otak. Sinyal-sinyal ini diambil oleh elektroda yang menempel di kepala dan dicatat di komputer. Rekaman itu menunjukkan bagaimana otak bekerja. Prosedur ini dilakukan saat pasien kejang, pasien tidak akan dianjurkan minum obat anti kejang selama 3 hari sebelum dilakukan prosedur ini.
Jenis operasi epilepsi yang dilakukan tergantung pada jenis kejang yang di alami dan di daerah otak mana yang bermasalah. Prosedur yang dilakukan dalam bedah epilepsi adalah dengan mengangkat sebagian otak. Jenis operasi epilepsi yang paling umum adalah pengangkatan bagian otak yang menyebabkan kejang. Jenis operasi ini disebut bedah resektif. Dengan melakukan pengangkatan bagian otak yang menyebabkan kejang akan memotong jaringan koneksi saraf antara otak yang masih sehat dengan otak yang bermasalah, sehingga akan mengurangi sampai menghilangkan kejang